Menjelajahi Jejak Langkah: Sejarah Lengkap Desa Sukahaji, Garut
Pendahuluan: Garut dan Permulaan Sukahaji
Desa Sukahaji berdiri tegak sebagai salah satu dari 11 desa yang memperkaya panorama Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Namun, di balik namanya yang sederhana, tersimpan kisah panjang mengenai perjuangan, pembangunan, dan estafet kepemimpinan yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan membawa Anda menyelami secara mendalam sejarah Desa Sukahaji sejak kelahirannya melalui pemekaran hingga menjadi desa yang fokus pada inovasi pertanian dan sumber daya manusia saat ini.
Kelahiran dan Masa Perintisan (1979–1988)
Fondasi Sebuah Desa Baru
Sejarah Desa Sukahaji resmi dimulai pada akhir tahun 1979. Kelahirannya merupakan hasil pemekaran dari Desa Sukasono yang saat itu memiliki wilayah yang sangat luas, mencapai 190.392 Ha. Pemekaran ini didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan dan pembangunan di wilayah tersebut.
Segera setelah resmi menjadi desa mandiri, tonggak kepemimpinan pertama diemban oleh Bapak Endang Sopandi, yang terpilih sebagai Kepala Desa Sukahaji yang pertama pada tahun 1979.
Penataan dan Arah Pembangunan
Masa jabatan Bapak Endang Sopandi, yang berlangsung selama 9 tahun (1979–1988), adalah fase krusial. Beliau fokus pada penataan desa dari nol, mencakup dua hal utama:
-
Struktur Pemerintahan: Membentuk dan menata ulang Perangkat Desa agar roda pemerintahan dapat berjalan optimal.
-
Infrastruktur Dasar: Membangun sarana vital, terutama Balai Desa Sukahaji, yang menjadi pusat administrasi dan kegiatan warga.
Secara ekonomi, Bapak Endang Sopandi menetapkan arah yang jelas: sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Visi ini telah menjadi DNA ekonomi Desa Sukahaji hingga saat ini.
Dinamika Kepemimpinan dan Gotong Royong (1988–2000)
Semangat Penerusan dan Gotong Royong (1988–1989 & 1997–2000)
Perjalanan tidak selalu mulus. Setelah Bapak Endang Sopandi mengundurkan diri, kepemimpinan dilanjutkan oleh Bapak Epen Ependi (1988–1989). Beliau berperan penting dalam memastikan program pembangunan yang dirintis sebelumnya tidak terhenti, dengan mengandalkan tradisi kearifan lokal, yaitu kerja bakti dan gotong royong.
Bapak Epen Ependi kemudian kembali ke tampuk pimpinan pada periode 1997–2000, mengisi kekosongan setelah kepala desa sebelumnya mengundurkan diri, dan bertugas melanjutkan program-program desa yang belum tuntas.
Pembangunan Akses Vital (1989–1997)
Pada periode 1989–1997, Desa Sukahaji dipimpin oleh Bapak Enen Rosyidin dari Kampung Cipanas. Kontribusi terbesarnya adalah pembangunan jalan akses menuju Kampung Cipanas sepanjang 2.500 meter. Infrastruktur ini sangat vital untuk mobilitas dan perekonomian warga di kampung tersebut. Namun, masa jabatannya berakhir lebih awal karena beliau mengundurkan diri pada akhir tahun 1997.
Masa Transisi dan Perbaikan Pelayanan (2000–2008)
Kedukaan dan Peran Sentral Sekretaris Desa (2000–2005)
Pada tahun 2000–2005, Bapak Endang Sopandi kembali memimpin. Sayangnya, beliau meninggal dunia sebelum masa jabatannya berakhir. Situasi ini menunjukkan pentingnya kesinambungan pemerintahan. Tugas berat kemudian diemban oleh Sekretaris Desa untuk memastikan stabilitas administrasi.
Fokus pada Administrasi dan Pajak (2005–2008)
Fase transisi ini berlanjut di bawah kepemimpinan Bapak U. Warja (Sekdes) selama tiga tahun (2005–2008). Prioritasnya saat itu adalah:
-
Pelayanan Masyarakat: Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada warga.
-
Kepatuhan Fiskal: Mengoptimalkan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sebuah sumber pendapatan desa yang vital namun belum optimal.
Era Transformasi dan Peningkatan Kesejahteraan (2008–Saat Ini)
Pembangunan Fisik dan Pemberdayaan Ekonomi (2008–2015)
Kepemimpinan Bapak Jenal Komaludin dari Kampung Cipanas (2008–2015) dikenal sebagai masa transformasi. Periode ini diwarnai dengan pembangunan masif sarana dan prasarana desa. Selain itu, beliau memperkenalkan program pemberdayaan ekonomi yang efektif: perguliran modal bantuan kredit dari PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan). Program ini secara langsung menyasar masyarakat kecil (grassroots), memberikan mereka akses modal untuk usaha, dan secara signifikan meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa.
Sarjana Pertanian dan Penguatan Sektor Inti (2015–2021)
Periode 2015–2021 Desa Sukahaji dipimpin oleh Bapak Ir. Asep Sukwanda Jaya dari Kampung Pasir Jengkol. Latar belakang beliau sebagai Sarjana Pertanian (Ir.) memberikan perspektif segar. Beliau fokus pada:
-
Peningkatan Sumber Daya: Memaksimalkan seluruh potensi yang ada.
-
Inovasi Pertanian: Menggunakan ilmu dan teknologi untuk memajukan bidang pertanian di Desa Sukahaji, sebagai penegasan kembali fondasi ekonomi desa.
Masa Depan: Optimalisasi SDA dan SDM (2021–2029)
Kepala Desa saat ini adalah Bapak Abdul Hayat dari Kampung Pasir Batu, yang menjabat pada periode 2021–2029. Pemerintahan beliau berpegang pada prinsip keberlanjutan. Fokus utamanya adalah Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Sukahaji secara optimal dan berkelanjutan, memastikan warisan alam dan potensi warga dikelola dengan bijak untuk masa depan.
Penutup: Sebuah Kisah Kegigihan di Garut
Sejarah Desa Sukahaji adalah cerminan dari kegigihan masyarakat Kecamatan Sukawening dalam membangun masa depan. Dari sebuah pemekaran di tahun 1979, melalui tantangan kepemimpinan dan fokus yang tak pernah pudar pada sektor pertanian, Desa Sukahaji terus melangkah maju. Kisah desa ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan yang berkesinambungan, desa dapat menjadi motor penggerak pembangunan di Kabupaten Garut.